Wilayah Adat Pahlawan Kehidupan, Cara Kita Mendukungnya
Kamis, 6 April 2023 ada online gathering dengan para Eco Blogger bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau disingkat AMAN. Aku yang merupakan salah satu anggota #EcoBloggerSquad banyak belajar dan menyadari hal-hal baru dari Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi. Yang mungkin selama ini banyak dari kita tidak sadari dan abaikan.
Dia adalah Wilayah Adat. Apa itu Wilayah Adat? Nah Wilayah Adat merupakan satu kesatuan wilayah yang mencakup tanah, hutan, perairan serta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya yang diperoleh secara turun temurun dan memiliki batas-batas tertentu, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup Masyarakat Adat.
Masyarakat Adat sendiri dipaparkan kak Rukka adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di suatu Wilayah Adat mereka secara turun temurun karena mempunyai sejarah asal-usul di wilayah itu. Merekalah yang punya wewenang atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial sampai budaya yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat, yang tujuannya demi mempertahankan keberlanjutan hidup Masyarakat Adat sebagai Komunitas Adat.
Menariknya, para Masyarakat Adat ini bahkan ada yang sudah menempati Wilayah Adat mereka dari zaman Hindia Belanda. Jadi udah lama banget ya! Makanya para penerusnya terus diajarkan untuk menjaga lingkungan mereka supaya kehidupan para Masyarakat Adat bisa terus berlanjut.
Mereka menganggap sepenting itu lho untuk menjaga kelestarian alam yang mencakup tanah, hutan, perairan serta sumber daya alam di Wilayah Adat mereka. Mereka bisa kita sebut salah satu pahlawan dalam kehidupan kita. Kenapa?
Manfaat Wilayah Adat Bagi Kehidupan Kita
Alasan mereka pantas disebut pahlawan adalah karena keadaan alam yang sehat di Wilayah Adat mereka menyumbang pendukung kehidupan bagi seluruh daerah khususnya di Indonesia, apalagi bagian kota-kotanya, yang berarti bermanfaat untuk kita semua.
Coba kita hirup deh oksigen yang ada disekitar kita, itu kebanyakan berasal dari pohon-pohon yang tersebar di Wilayah Adat, karena kata Kak Rukka pohon-pohon yang ada di kota itu sebenarnya nggak cukup memberi oksigen bagi orang-orang di kota.
Selain itu, ada air mereka juga yang biasanya mengalir dari gunung. Air segar yang layak diminum, yang sekarang kita konsumsi sehari-hari juga diambil dari gunung di Wilayah Adat lho? Masyarakat di Wilayah Adat berusaha menjaga agar air itu tidak tercemar.
Kak Rukka ada ngomong hal yang menusuk saat itu, "Masyarakat Jakarta berani gak minum air sungai ciliwung?" Rasanya kayak… bener juga ya? Jangankan Jakarta, kota-kota lain juga mana berani kali minum air di sungai, karena ya gitu kebanyakan udah terkontaminasi.
Sumber makanan segar, yang tinggal kita nikmati juga berasal dari tanah di Wilayah Adat. Sayur-sayuran atau tumbuh-tumbuhan yang mereka tanam biasa lebih bagus hasilnya karena didukung oleh tanah yang kondusif, udara yang bersih, air yang bersih dan tanpa pupuk berbahan kimia yang sekarang umum dikasih ke tanaman.
Bahkan ada lho tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di Wilayah Adat! Sebenarnya masih ada banyak lagi yang mereka lakukan di Wilayah Adat yang berdampak positif bagi kehidupan kita sebenarnya.
Tapi sayangnya, meski sudah segitunya berjasa bagi penduduk bumi, mereka diperlakukan dengan sewenang-wenangnya. Serius.
Duka Masyarakat Adat di Wilayah Adat
Tanah yang sudah jadi milik Masyarakat Adat selama ratusan tahun bahkan bisa jadi lebih diambil paksa demi dijadikan lahan bisnis seperti pabrik, pembangunan atau bahkan penambangan. Akibatnya ini merusak lingkungan dan menghancurkan Wilayah Adat mereka.
Coba bayangkan pohon-pohon ditebang dan bahkan ada yang bisa jadi digusur dari rumahnya. Orang-orang egois yang tidak memikirkan perasaan Masyarakat Adat ini bukannya mengurangi, malah menambah pencemaran lingkungan. Padahal Masyarakat Adat sudah berupaya menjaganya demi kehidupan orang-orang egois itu juga.
Ada masyarakat-Masyarakat Adat yang sudah mencoba mempertahankan hak mereka dengan menyuarakannya bersama, tapi malah dimasukkan ke penjara.
Karena kalangan berwenang seperti polisi yang bekerja sama dengan orang egois itu, menggunakan tudingan palsu seperti tudingan pembunuhan kepada si Masyarakat Adat supaya unjuk suara dari para Masyarakat Adat yang terusik ini jadi reda atau teralihkan.
Hal ini beneran terjadi lho pada Alen Baikole dari suku Togutil, Tobelo Dalam di Maluku.
Harapan Bagi Mereka Para Masyarakat Adat
Karena menyadari situasi tak adil ini, AMAN berharap agar RUU Masyarakat Adat bisa segera di-sah-kan agar para Masyarakat Adat bisa mendapat kembali dan membela hak mereka yang jelas sehingga tidak lagi diperlakukan sewenang-wenang oleh orang-orang yang tak punya hak.
AMAN dan Eco Blogger berharap melalui jari-jari kita yang senang menulis dan mengetik, kita menyebar luaskan kondisi menyedihkan dan keunggulan di Wilayah Adat lewat tulisan. Agar semakin banyak yang tau dan teredukasi.
Jujur kalau bukan dari online gathering ini, aku gak bakal pernah menyadari dan tau lebih dalam mengenai Masyarakat & Wilayah Adat ini lho. Ternyata populasi mereka bahkan ada 25% dari seluruh masyarakat di Indonesia.
Selain itu AMAN juga berharap anak-anak muda yang merupakan Masyarakat Adat yang sekarang bisa jadi merantau ke kota, segera balik ke Wilayah Adat mereka dan merelakan diri menjaga kelestarian alam di wilayah mereka karena mereka punya hak atas itu. Agar alam di Wilayah Adat tidak sampai tercemari atau kotor karena diabaikan.
Benar-benar luar biasa ya peran Masyarakat Adat! Makanya Kak Rukka mengimbau, kita orang-orang kota jangan sombong dan merasa diri lebih maju dari mereka hanya karena melek teknologi, karena sejujurnya tanpa mereka, entah bagaimana kehidupan kita bisa berlangsung.
Merekalah para pekerja keras yang peduli pada kesehatan alam yang berdampak bagi keberlangsungan kehidupan kita. Ajung jempol!
Masyarakat adat kadang dianggap kampungan, kolot, dsb oleh sebagian orang. Padahal kalau mau jujur, justru di tangan mereka lingkungan alam lebih terjaga kelestarian dan kebersihannya.
BalasHapusPasti sedih para masyarakat adat, dimana sudah turun temurun menempati lahan dan tiba-tiba digusur karena akan dibangun pabrik, dan sebagainya.
BalasHapusWilayah adat seharusnya dikasih perlindungan juga. Jangan karena kaum kapitalis, pemerintah kalah dan tidak mendukungnya
Keren sekali masyarakat adat atau indigenous people ini.
BalasHapusKarena sejatinya, mereka yang telah lama hidup, tinggal dan merawat alam dengan baik. Bahkan mereka tersebar di seluruh hutan dunia.
Semoga dengan kebijakan pemerintah yang adil, kita semua mampu hidup bersama, tetap saling menjaga dan menghormati masing-masing wilayah sehingga kelestarian dan keseimbangan iklim bumi tetap terjaga.
Terkadang masyrakat di wilayah adat ini kurang dukungan sehingga kurang kuat melawan penguasa atau pihak yang mau merebut paksa wilayah.
BalasHapusJadi ingat beberapa tahun lalu berita soal penganiayaan pda masyarakat yang berusaha mempertahankan wilayahnya sampe luka berdarah-darah.
Duuuh miris sekali....
Smoga ada hukum yang kuat untuk melindungi mereka-mereka ini pahlawan lingkungan.
Sosialisasi melalui artikel ini daku dan pembaca lainnya jadi tentang wilayah adat ini. Semoga terus berkelanjutan ya kak informasi ini disampaikan
BalasHapusKeberadaan Masyarakat Adat di Indonesia harus di dukung. Apalagi mereka sangat menjaga wilayah adat. Rindu deh di Jakarta bisa minum air bersih yang tanpa dimasak.
BalasHapusDi wilayah ortu saya juga banyak wilayah adat, dan mereka memang berjasa banget untuk lingkungan.
BalasHapusHutan dan alam di sana jadi lebih terjaga, karena diperhatikan dengan baik
Kalau dipikir masyarakat adat dengan perilaku dan gaya hidupnya justru mempertahankan kelestarian alam loh. Memang suka ada mitos hutan larangan dll. Tapi malah bagus, engga ada yg berani babat hutan semaunya...
BalasHapusMasyarakat adatbenar-benar memiliki peran dan andil besar khususnya dalam menjaga lingkungan. Mereka bisa memanfaatkan sesuai keperluan, dna kembali menanami. Bahkan setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama dan saling menghormati dalam urusan menjaga daerah dan isinya
BalasHapusMasyarakat Adat memang biasanya lebih paham melestarikan alam di wilayah. Memang seharusnya keberadaan teknologi jangan sampai merampas hak masyarakat adat.
BalasHapuskontribusi masyarakat adat sungguh luar biasa ya kak
BalasHapussemoga apa yg AMAN lakukan dapat hasil membanggakan
Saya setuju klo selama ini masyarakat adat yg ikut berkontribusi dalam menjaga hutan dan kelestariannya.
BalasHapusBerharap semakin banyak tulisan inspiratif demikian
BalasHapusKarena setiap tahunnya masyarakat adat jadi panglima ketika Indonesia mengikuti kongres perubahan iklim dunia
Apabila masyarakat adat punah tak ada lagi komunitas yang melakukan keberlanjutan
Masyarakat adat adalah pahlawan dalam menjaga kelestarian lingkungan ya mbak
BalasHapusHarus kita dukung dan kita lindungi keberadaannya
Sedih banget kadang kalau melihat kesewenang-wenangan mereka yang berkuasa kepada penduduk setempat. Mau membangun di desa orang, tapi nggak memikirkan kesejahteraan fisik dan batin penduduknya, malah hak mereka untuk bersuara pun dirampas paksa.
BalasHapusPadahal berkat masyarakat adatlah lingkungan ini tetap terjaga dengan baik, namun masih banyak yang belum mnegapresiasi peran mereka. Semoga dengan semakin banyak tulisan seperti ini, semakin membuka kesadaran masyarakat..
BalasHapusMasyarakat adat ini, kalau tidak ada, tidak tahulah gimana nasib alam kita. Keberadaan mereka menjadi ujung tombak penjaga negeri dan alam. Terimakasih masyarakat adat
BalasHapus